Ketika berbicara tentang industri teknologi Asia, nama-nama seperti Samsung, Xiaomi, atau Oppo mungkin langsung terlintas di benak banyak orang. Namun, jauh di balik tirai tebal Korea Utara, negara yang dikenal tertutup dari dunia luar itu ternyata juga memiliki industri ponsel pintarnya sendiri.
Meski tak sepopuler merek global, Korea Utara telah mengembangkan sejumlah merek HP lokal yang beredar luas di dalam negeri — dirancang, diproduksi, dan dikontrol sepenuhnya oleh pemerintah.

Berikut sepuluh merek HP asal Korea Utara yang jarang diketahui dunia luar, namun menjadi bagian dari kehidupan digital masyarakat negeri tersebut.


1. Arirang

Merek Arirang mungkin adalah yang paling terkenal di antara ponsel buatan Korea Utara. Nama ini diambil dari lagu rakyat klasik Korea yang melambangkan kebanggaan nasional.
Model seperti Arirang 171 dan Arirang AS1201 disebut memiliki sistem operasi berbasis Android lokal yang telah dimodifikasi ketat oleh pemerintah untuk membatasi akses ke internet global.


2. Jindallae

Diluncurkan sekitar tahun 2017, Jindallae (yang berarti “azalea” dalam bahasa Korea) dikembangkan oleh Mangyongdae Information Technology Corporation.
Desainnya cukup mirip dengan ponsel Android pada umumnya, lengkap dengan kamera ganda dan antarmuka berbahasa Korea. Namun semua aplikasi bawaan dan koneksi datanya diarahkan ke intranet nasional “Kwangmyong”, bukan internet global.


3. Pyongyang Touch

Ponsel Pyongyang Touch merupakan salah satu model pertama yang diperkenalkan secara publik pada awal 2010-an.
Didesain dengan layar sentuh berukuran sedang dan antarmuka sederhana, ponsel ini menjadi simbol awal modernisasi komunikasi di Korea Utara. Kabarnya, Pyongyang Touch diproduksi dengan bantuan teknologi dari Tiongkok.


4. Samtaesong

Nama Samtaesong sering muncul dalam katalog perangkat elektronik lokal. Merek ini tidak hanya membuat ponsel, tetapi juga tablet dan laptop.
Ponsel Samtaesong biasanya dipasarkan untuk kalangan pegawai pemerintahan dan pelajar universitas dengan fitur terbatas, seperti kalkulator, kamus, dan akses ke aplikasi pendidikan.


5. Blue Sky

Dikenal dengan tampilan antarmuka biru lembut, Blue Sky menjadi salah satu merek yang menargetkan kalangan muda di Korea Utara.
Beberapa modelnya memiliki kamera depan yang cukup baik untuk standar lokal dan sering digunakan untuk aktivitas “selfie” di kalangan warga Pyongyang. Namun tentu saja, foto-foto itu hanya bisa dibagikan melalui jaringan internal negara.


6. Jonsung

Jonsung adalah merek ponsel yang fokus pada fitur keamanan dan komunikasi pribadi.
Diproduksi untuk pejabat pemerintahan dan personel militer tertentu, ponsel ini memiliki enkripsi komunikasi tingkat tinggi dan tidak dapat digunakan di luar wilayah Korea Utara.


7. Ullim

Merek Ullim tergolong baru dan dikenal dengan desainnya yang lebih modern serta fitur pengenalan wajah sederhana.
Menurut laporan media Korea Selatan, Ullim diproduksi di kompleks industri di Pyongsong dan menjadi salah satu merek yang digunakan dalam kampanye “digitalisasi nasional” oleh pemerintah Korea Utara.


8. Cheonji

Cheonji, yang berarti “langit dan bumi”, dikenal karena menggunakan sistem operasi lokal berbasis Linux.
Ponsel ini menargetkan kalangan profesional dan akademisi, dengan aplikasi bawaan seperti ensiklopedia, kamus ilmu pengetahuan, dan alat bantu penelitian. Namun semua data tetap disimpan secara lokal tanpa akses daring.


9. Ryonghung

Awalnya dikenal sebagai produsen komputer mini, Ryonghung juga merambah pasar smartphone dengan seri “Ryonghung iPad” — nama yang sempat menimbulkan kehebohan di luar negeri karena kemiripan dengan produk Apple.
Model ponselnya menampilkan fitur multimedia sederhana dan desain menyerupai ponsel Android awal 2010-an.


10. Phurunhanul

Phurunhanul, yang berarti “Langit Biru Cerah”, menjadi salah satu merek terbaru yang muncul sekitar 2023.
Dikembangkan oleh lembaga riset teknologi informasi Pyongyang, ponsel ini digadang-gadang sebagai “kebanggaan nasional generasi baru”.
Tampilan antarmukanya lebih halus dibanding model sebelumnya, dengan sistem operasi yang disebut “Pulgunbyol OS” — sistem buatan lokal yang sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah.


Kontrol Ketat dan Inovasi Tertutup

Meski terlihat maju di permukaan, industri ponsel Korea Utara sangat berbeda dengan dunia luar. Semua perangkat diproduksi di dalam negeri dengan kontrol ketat terhadap software dan jaringan.
Internet internasional tidak bisa diakses; pengguna hanya bisa menjelajah intranet lokal yang berisi berita, pendidikan, dan propaganda negara.

Namun, di balik batasan itu, ponsel-ponsel lokal tetap menunjukkan kemampuan teknis yang berkembang — bukti bahwa Korea Utara juga berupaya membangun ekosistem digitalnya sendiri, meskipun dalam koridor politik tertutup.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *